Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Tempat Makan
BPOM ajak Universitas Tsinghua berkolaborasi kembangkan ATMP
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-11 13:18:16【Tempat Makan】794 orang sudah membaca
PerkenalanKepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar menyampaikan kuliah umum kepada mahasaisw

Beijing (ANTARA) - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar mengajak mahasiswa, peneliti, dan industri di Universitas Tsinghua, Beijing, China, berkolaborasi dalam pengembangan Produk Obat Terapi Lanjutan(Advanced Therapy Medicinal Products/ATMP) di Indonesia.
"Kami ingin mengembangkan sains dan teknologi ke tahap lebih besar melalui konsep ABG: akademia, bisnis, dan government.Universitas Tsinghua, sebagai salah satu kampus terbaik di China, bisa bekerja sama dengan BPOM, termasuk transfer teknologi untuk dikembangkan di Indonesia," kata Taruna kepada ANTARA, Selasa (4/11).
Pernyataan itu Taruna sampaikan usai memberikan kuliah umum berjudul Regulatory Policy and Advanced Therapy Medicinal Products (ATMP) and Strategies to Accelerate Access to Innovative Medicinesdi Tsinghua.
Kuliah umum tersebut dihadiri sekitar 150 mahasiswa, dosen, peneliti, dan pelaku usaha bidang kesehatan.
ATMP adalah produk medis berbasis sel atau jaringan yang digunakan untuk pengobatan, pencegahan, atau diagnosis penyakit. Produk ini meliputi terapi sel, terapi gen, dan rekayasa jaringan, termasuk stem cell, sekretom, dan terapi gen.
Taruna menekankan pentingnya uji klinis sebagai pintu masuk pengembangan ATMP.
"Uji klinis memastikan keamanan, kualitas, dan kemanfaatan produk. Uji pra-klinis dilakukan dulu pada hewan, baru manusia," jelasnya.
Ia menambahkan, uji klinis juga membuka peluang investasi, termasuk pembangunan pabrik obat di Indonesia, dan peserta uji klinis memperoleh kompensasi finansial. Bila lolos, BPOM akan menerbitkan izin edar sehingga produk bisa digunakan masyarakat.
Taruna menyebut, 94 persen bahan baku obat di Indonesia masih impor, terutama dari China dan India.
"Gangguan impor bisa menimbulkan krisis obat. ATMP berbasis biologi menjadi harapan baru, karena saat ini 65 persen obat berbasis biologi," kata Taruna.
BPOM telah mengatur ATMP melalui Peraturan BPOM Nomor 8 Tahun 2025 tentang Pedoman Penilaian Produk Terapi Advanced dan Peraturan Nomor 18 Tahun 2022 tentang Cara Pembuatan Obat Berbasis Sel dan Jaringan Manusia.
Produk yang mengalami manipulasi melebihi standar atau digunakan untuk tujuan non-homolog wajib mendapat izin edar BPOM.
Suka(71)
Sebelumnya: Misi dagang sektor rempah bukukan transaksi Rp239,4 miliar di Belanda
Selanjutnya: CORE: Jelang Natal, pasokan
Artikel Terkait
- China terus awasi produk bahari dari Jepang setelah keran impor dibuka
- Dinkes: 83 SPPG di Tangerang mendaftar penerbitan SLHS MBG
- Guangxi sambut era baru industri ulat sutra yang lebih cerdas
- Kriminal kemarin, tersangka korupsi ekspor lalu sabu lewat ayam kecap
- Akademisi: Pendatang di Yogyakarta alami tiga fase adaptasi budaya
- SPPG Polri terapkan standar “food safety” untuk program MBG
- Gaya hidup sehat dan latihan beban bantu cegah osteoporosis
- Wihaji: Pendistribusian MBG di pulau
- Dinkes: Waspada paparan mikroplastik dari air hujan
- Pengamat sebut produk halal ekraf bisa tingkatkan pendapatan negara
Resep Populer
Rekomendasi

Kemenekraf perkuat 28 provinsi miliki Dinas Ekonomi Kreatif

Satu oknum Polda Bali ditetapkan sebagai tersangka kasus TPPO

Warga relokasi Cikande berharap dekontaminasi cepat selesai agar bisa pulang

BGN: Keamanan pangan jadi kunci sukses Program Makan Bergizi Gratis

Pemkot Jakbar tindaklanjuti kasus keracunan MBG di SDN Meruya Selatan

BGN: Keamanan pangan jadi kunci sukses Program Makan Bergizi Gratis

Dinkes ungkap 7,2 persen anak di Sulbar alami risiko hipertensi

Warga relokasi Cikande berharap dekontaminasi cepat selesai agar bisa pulang